Gambar: shf
Karya: Dndln
Hanya Pada senja itu
Sendi kaki dilumuri rasa lesu
Daksa tak bersemayam di ranting menderu
Yang saban petang tabah membagi waktu
Konon,petang adalah ramuan tenang
Kaidah itu tak selalu berpihak
Lembayung meghantarkan tamparan
Ruang penuh isak, dada sesak ,cemas nampak
Tabir Tuhan adalah takdir
Tahu rasanya hilang setengah badan?
Erat genggam memaksa melepaskan
Untuk kemudian bersua di keabadian
Buana tak mendengar cengkrama
Tak mungkin sela jemarinya adalah jemariku
Jika sapa netra saja sudah tak kuasa
Memoar adalah penawar rindu yang bermuara
Menjadi saksinya dilamar kematian
Adalah histori bercorak menyakitkan
Namun, Maha kuasa Tuhan
Pencipta skenario terbaik kehidupan.
Bandung,03 November 2020.
3 Komentar
Meski cengkrama belum bersua
BalasHapusMeski petang bukan penenang
Meski genggam perlahan memudah
Namun..
Apakah masih ada harap
Tiada tau yakin masih bersatu
Hanya saja masih ada tabir
Dan berharap masih ada takdirnya untuk itu
Seolah cengkrama harus kembali bersua
HapusSeolah lansekap petang harus menjadi penenang
Terimalah!
Genggam kebaikan tak berarti mendekap kepastian
Kita menginterupsi Rabbul Idzati
Hakikat yang katanya berkesinambungan adalah mesti
Benarkah kita mengimani takdir Tuhan?
Atau sebatas asa didengar insan
- nadelian
🥺♥️
BalasHapus