Karsa (Karya Anak Bangsa) merupakan sekumpulan anak muda yang memiliki kemampuan dalam bidang literasi. Karsa terbentuk dengan dilatar belakangi oleh kondisi anak bangsa yang kesulitan mengekspresikan pemikiran-pemikiran sehingga Karsa lahir sebagai wadah bagi anak bangsa yang ingin menyurahkan pemikirannya dalam suatu karya dengan tujuan membangun bangsa yang hebat melalui literasi. Literasi adalah istilah untuk kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bahasa Latin, istilah literasi disebut sebagai literatus, artinya adalah orang yang belajar. Mengenai literasi, Riset Central Connecticut State University 2016 mencatatkan bahwa literasi Indonesia berada di tingkat kedua terbawah dari 61 negara (https://lifestyle.bisnis.com/read/20200520/220/1242989/kenapa-literasi-di-indonesia-masih-rendah). Hal ini menunjukkan sangat rendahnya minat literasi bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. Tentu saja dengan rendahnya literasi suatu bangsa akan menimbulkan keresahan dalam hal pembangunan dan perkembangan bangsa. Faktor yang memengaruhinya adalah sebagai berikut : (https://www.educenter.id/5-penyebab-rendahnya-budaya-literasi-di-indonesia/)
1. Tidak diperkenalkan dan dibiasakan mulai membaca dari rumah.
2. Minimnya sarana membaca.
3. Kurangnya motivasi membaca.
4. Sikap malas mengembangkan gagasan.
5. Perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Perkembangan teknologi memiliki dampak yang baik bagi kehidupan kita, namun juga sebaliknya. Data menyebutkan bahwa penduduk Indonesia berusia 16 hingga 64 tahun berselancar di internet (pada semua perangkat) dalam sehari rata-rata mencapai 7 jam 59 menit. Adapun pengguna internet Indonesia mencapai 175,3 juta atau 64% dari total penduduk Indonesia. Mayoritas pengguna tersebut menggunakan ponsel, yaitu sebanyak 171 juta atau 98% dari pengguna internet Indonesia. (https://databoks.katadata.co.id). Data lainnya menunjukkan masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan waktunya lebih dari 3 jam (181 menit) menggunakan telepon selulernya dalam sehari. Angka ini di atas rata-rata waktu yang dihabiskan oleh penduduk negara-negara kawasan Asia Pasifik untuk memperhatikan layar ponselnya, yakni 2,5 jam dan juga tertinggi dibandingkan dengan 8 negara lainnya.
Berdasarkan data tersebut yang menjadi permasalahannya ialah apa yang mereka temukan di internet sehingga mereka rela menghabiskan banyak waktunya untuk kegiatan yang belum tentu mendatangkan manfaat? Padahal telah kita ketahui bersama bahwasannya Allah SWT berfirman :
وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنسٰنَ لَفِى خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِالصَّبْرِ
“Demi masa; Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian; kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr : 1-3).
Lantas, bagaimana caranya agar kita dapat menyelesaikan masalah kemadharatan waktu ini? Jawabannya ialah dengan memanfaatkan internet khususnya media sosial sebagai sarana dakwah sehingga ketika berselancar di internet sedikitnya kita mendapatkan bacaan atau konten islami yang dapat meningkatkan keimanan, insyaa Allah.
“Antusiasme adalah ibu dari upaya dan tanpanya tidak ada hal besar yang pernah dicapai” -Ralph Waldo Emerson- Mudah-mudahan dengan dibentuknya Karsa ini menjadikan generasi pemuda semakin berkontribusi untuk bangsa dan agama disamping semakin meningkatnya tantangan zaman. Literasi maju, bangsa pun maju. Bangsa, bangga punya Karsa!
0 Komentar