Oleh: A. mannan
2 tahu yang lalu dengan tanggal yang sama bulan yang sama dan tahun yang sama, negeri ini masih menjadi negeri yang sehat masyarakat dengan suka cita merayakan ulang tahun negeri ini dengan beragam perayaan. Tak luput dari semua itu sekolah sekolahpun ikut juga gembira dengan mempersembahkan beberapa kegiatan yang membuat mereka senang, tawa mereka semangat mereka mengingatkan pada tahun tahun yang lalu ketika masa perjuangan.
Di sebuah sekolah beberapa siswa sibuk mengurus lomba 17 Agustus-san untuk memeriahkan ulang tahun negeri ini, beragam lomba yang mereka adakan dari mulai lomba puisi, dan beragam lomba lainnya, kita lihat juga di luar sekolah para masyarakat juga dengan gembira mengikuti beragam lomba, satu dari lomba yang banyak di minati masyakarat Indonesia adalah panjat pinang, karena dari segi lombanya yang membutuhkan kekompakan dan kesemangatan, lomba ini juga menguji kesabaran.
Pada tahun yang sama, pada hari ulang tahun negeri ini, tuhan memberikan seorang malaikat kecil pada keluarga kami, malaikat ini kecil laki laki, berucap dengan banyak banyak rasa syukur kepada sang ilahi Rabbi. Ku lafadzkan adzan dan iqomah pada telinga kanannya dan kirinya dan ku ucapkan rasa bahagia pada dirinya
" Selamat datang putra luar biasa, selamat datang di Indonesia" dengan bisikan lembut pada telinganya semoga dikau menjadi harapan bangsa ini, berjuang untuk bangsa dan agama ini dan tentunya semoga kelak menjadi anak yang sholeh, torehkanlah sebuah sejarah ke negeri ini, bahwa bangsa ini akan tetap merdeka sampai kiamat nanti" istriku dengan isak tangis mengangkat kedua tangannya dan mengaminkan doa ini.
Dan ku beri nama dikau Khalid, dari nama ini tercatat sebuah sejarah bahwa ada seorang yang gagah perkasa membela agama dan negerinya, semoga kelak sama akan seperti dia.
Duan tahun kemudian, negeri ini sudah mulai berubah sejak adanya wabah, tiada tawa yang menghiasi sekolah, tiada yang bersorak di dekat panjat pinang, bahkan sepanjang jalan hanya terpasang baliho kemerdekaan, hanya di gang sempit mereka berusaha berteriak bersama di bawah bingkai bendera merah putih.
" Ayo tarik, ayo tarik " suara teriakan anak anak di depan rumah sudah biasa namun suasananya meski sedikit berubah, mereka belajar menghargai jasa pahlawan terdahulunya.
Di desa Ketapang ini tak jauh dari rumah kepala desa juga sedang mengadakan lomba kuis berhadiah, seperti lomba cerdas cermat namun ini untuk umum dan siapapun yang bisa menjawab soal yang di berikan akan mendapat hadiah yang unik, diri mencoba menghampiri untuk mengetahui apa yang di lombakan, ternyata isinya tentang kemerdekaan.
" Ok, untuk hadirin, siapa yang menjahit bendera merah putih. Untuk yang tahu silahkan acungkan tangan" Dari salah satu warga ada yang berdiri dan maju kedepan.
" Yang menjahit bendera merah putih ibu Fatmawati" jawabnya dengan senyum khasnya.
" Ibu fatmawati itu siapa? " Tanya panitia kepada warga yang menjawab tadi.
" Ya, yang menjahit bendera merah putih" Dengan spontan semua warga ketawa atas kelucuannya karena jawabnnya tidak ubah dari soalnya.
" Ya, ibu Fatmawati ini adalah istri dari preseden kita Ir. Soekarno" kata panitia tadi dengan menjelaskan dan memberikan hadiah kepada warga yang menjawabnya.
" Ok, untuk soal selanjutnya, kapan proklamasi kemerdekaan di selenggarakan dan dimana?" Semua terdiam hanya ada sebagian warga yang berbisik bisik, ada yang bilang 17 Agustus saja, namun ada juga warag yang melucu dengan bilang tahun 90an. Aku mencoba berdiri dan mengacungkan tangan, kemudian panitia mempersilahkan maju kedepan.
"Proklamasi di selenggarakan pada 17 Agustus tahun 1945, jam 10 pagi di jalan Pegangsaan timur no 56 tepatnya di Surabaya" jawabku dengan singkat.
" Waaah..betul sekali, selamat anda mendapatkan hadiah yang spesial dari kepala desa Ketapang." Suara riuh tepuk tangan menghiasi lokasi itu, begitu gembiranya dan terharu meski dalam situasi pendemi masih bisa bergembira dalam suka dan duka. Semoga Indonesia tetap bangkit dan menjadi negara luar biasa.
Selasa, ```17 Agustus 2021```
0 Komentar