Karya:Endah Para wangsa
Sebulan, setahun atau bahkan seabad sekalipun bukan menjadi momen sakralitas bagi Persatuan Islam. Namun, dari setiap detik yang berlalu adalah sejarah yang tentunya harus mencatat manuskrip progresif dan positif. Penting dilakukan pemantauan dari berbagai sudut pandang dan tentunya menjadi evaluasi untuk menentukan rencana kedepan.
Acara launching buku sekaligus pengingat 100 tahun PERSIS bergerak dan turut menjadi bagian dari nafas pertiwi, sukses diadakan di Gedung Sabilulungan pada 11 Oktober 2020. Dijelaskan bahwa event ini bukan memperingati hari jadi, namun pengingat dan pendorong untuk lebih baik lagi. Acara ini dihadiri berbagai generasi, hingga mampu menghidupkan ruh anak muda sebagai calon kader yang sadar bahwa hari ini bukan lagi waktunya menjadi penonton dan penikmat hasil namun, bagaimana kita selaku generasi muda mempersiapkan diri menjadi bagian dari gerak langkah perjuangan.
Dimasa pandemi COVID-19, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai makhluk sosial kita membutuhkan interaksi. Banyak kegiatan yang dilakukan secara online, sehingga interaksi kita dengan dunia mayapun menjadi lebih sering dan rentan terjadi kesalahfahaman. Hal ini disebabkan kita tidak tahu ekspresi, maksud dan nada bicara seseorang ketika bercuap-cuap dalam dunia maya yang tentunya satu per satu celah kecil ini menjadi lubang besar yang mengancam integritas bangsa. Benarkah dapat menjadi seserius itu? Jawabannya tentu kembali pada kebiasaan dan langkah apa yang kita ambil setelah sadar semua ini.
Esok lusa kita akan bicara tentang PERSIS yang telah menjadi tanggung jawab kita. Ini diperlukan persiapan yang matang. Jika kita masih mempermasalahkan tim bubur diaduk atau bubur dipisah, rasanya sayang kapasitas yang harusnya mempersiapkan strategi untuk bangsa Indonesia yang pluralitas. Jika kita masih baper dengan votting warna kerudung, bagaimana kita tampil untuk menyuarakan hak, kewajiban dan kebenaran yang dirundung.
Jadi, bagaimana caranya menjadi generasi yang produktif bukan sekedar aktif, yang berperan bukan ikut baperan, yang mempersiapkan bukan sebatas komentar, yang selalu nyaring sebelum posting dan sharing ? Ada banyak cara yang dapat kita lakukan diantaranya; meningkatkan interaksi dengan kalam illahi dan terus mendekatkan diri, meningkatkan literasi serta menjadikannya teman diskusi, melebarkan sayap dakwah dengan hal apapun yang kita senangi dan disusun secara kreatif serta yang tak kalah penting adalah mengikat diri dalam lingkungan positif dan progresif. Semua ini kembali diniatkan untuk ibadah.
Mari kita menalar lampau untuk belajar, mari kita meretas asa menuju masa depan gemilang. Perbedaan adalah warna indah, yang Tuhan anugerahkan dan harus kita kemas dalam wadah visi misi yang jelas. Kita tak lagi bicara tentang golangan a atau golongan b, kita tak lagi memperselisihkan ketoprak atau gado-gado karena hakikat kita adalah sama, kita adalah Indonesia. Wallahu'alambishowab
Banjaran, 29 Nopember 2020
0 Komentar