Karya: Ricky Zulfa Fauzi
Salah satu ciri dari majunya suatu bangsa yang banyak ialah karena bangsa tersebut memiliki indeks pengetahuan yang maju. Pada faktanya memang dalam perjalanan sejarah memang tidak bisa dipungkiri ilmu pengetahuan menjadi dasar untuk menjadikan bangsa itu dikategorikan maju, namun perlu kita ketahui juga bahwa di dalam Islam bukan hanya aspek pengetahuan saja yang mendapat perhatian, tapi adab juga merupakan aspek penting dalam peradaban Islam. Dikarenakan di dalam Islam aspek pengetahuan saja tidak cukup untuk membangun peradaban tapi perlu adab sebagai pengamalan ilmu.
Oleh karena itu pada sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam :
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Artinya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.”(H.R. Ahmad)
Pada hadits ini menjelaskan bahwa nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya suatu adab pada diri manusia bukan saja ilmu. Ilmu yang tidak disertai oleh adab akan berbahaya bagi dirinya serta bagi orang lain, banyak orang yang memiliki ilmu tetapi tidak memiliki adab, begitupun banyak orang yang beradab baik tetapi tidak memiliki ilmu.
Namun kedua hal tersebut memiliki kaitan yang begitu erat sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan, karena ilmu yang dimiliki oleh seseorang akan sia – sia jika tidak dibarengi dengan adab yang baik, tetapi seiring dengan hal itu banyak al – qur’an dan hadits yang memerintahkan menuntut ilmu dan memuliakan orang – orang yang berilmu. Dengan begitu sebetulnya orang yang berilmu dan beradab baik menurut Islam itu ialah yang sesuai dengan ketentuan Islam.
Pada zaman sekarang banyak umat Islam yang sadar akan pentingnya untuk membangun peradaban Islam dengan mengangkat figur – figur Islam yang telah berhasil membangun peradaban, tetapi tidak cukup dengan hal itu mesti ada perealisasian untuk membangun peradaban dengan cara mempelajari literatur sejarah Islam dari sirah Nabi hingga masa selanjutnya. Maka sebetulnya kita bisa menemukan bahwa pada masa awal Islam berjaya penguatan aqidah dan akhlak, Sebagaimana pada masa Nabi penguatan akidah dan akhlak yang begitu serius dilakukan, oleh karena hal itu di dalam Islam orang yang beradab itu orang yang kuat aqidahnya sebagai adab kepada Allah dan akhlak sebagai adab dengan sesama makhluknya.
Maka tidak bisa disebut orang beradab seseorang yang hanya baik terhadap sesamanya akan tetapi tidak kuat aqidahnya, apalagi tidak beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala, juga seseorang yang hanya beriman serta beribadah kepada Allah tetapi tidak berbuat baik terhadap sesamanya. Maka dari itu adab merupakan hal yang harus diperhatikan oleh setiap muslim sebagai pondasi penting untuk membangun peradaban Islam kembali yang terkadang kita lupa bahwa peradaban dimulai dari adab.
Tidak kalah penting juga selain adab sebagai pondasi pembangun peradaban ada ilmu sebagai pondasi kedua pembangun peradaban. Perintah untuk menuntut ilmu di dalam Islam banyak sekali sebagaimana sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.”(H.R. Ibnu Majah)
Pada hadits ini diterangkan bahwa menuntut ilmu bagi orang yang mengaku beragama Islam ialah wajib tidak terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga wajib bagi anak kecil dan orang tua dan bisa dilakukan dimanapun tidak terpaku pada satu tempat. Salah satu hal yang memajukan ilmu pengetahuan juga dengan bentuk tulis – menulis dan membaca.
Pada panggung sejarah sudah membuktikan bagaimana peradaban yang maju itu ditopang dengan banyaknya penulis – penulis seperti yunani kuno dengan hadirnya tokoh filsuf terkenal seperti Aristoteles, serta zaman Islam pada masa dinasti Abbasiyah yang terlihat banyak menghasilkan ulama yang banyak menguasai berbagai disiplin ilmu dan menjadikan kota Baghdad sebagai pusat pengetahuan dunia. Hal itu terjadi karena pada masa dinasti Abbasiyah pemerintahannya menaruh perhatian yang tinggi terhadap ilmu.
Sehingga pada puncaknya Khalifah Al – Makmun yang mendirikan Baitul hikmah menjadi tempat pengembangan ilmu dan mulainya penerjemahan buku – buku asing ke dalam bahasaArab. Yang memunculkan banyaknya ulama yang tidak hanya memiliki pemahaman terhadap keagamaan serta menguasai berbagai disiplin ilmu lainnya seperti Al Khawarizmi sang penemu angka nol, Ibnu Sina sebagai orang yang ahli dalam bidang kedokteran serta imam Bukhari dan Muslim yang menyusun hadits – hadits shahih.
Juga pada masa inilah bagaimana pemerintahan sangat menghargai orang yang menulis buku dengan cara membeli karya – karya bagi siapapun yang menulis buku dengan cara menimbang buku tersebut dan dibelinya dengan sesuai berat buku tersebut. Pada tahap inilah kita tahu bahwa pemerintahan yang begitu menghargai ilmu dapat menjadikan negerinya sebagai pusat peradaban yang maju.
Dari kedua aspek pondasi tersebut kita bisa tahu bahwa peradaban Islam mesti dibangun oleh dua dasar pondasi yaitu adab dan ilmu. Orang yang beradab disini tentu saja orang yang memiliki aqidah yang kuat dan akhlak yang baik dikarenakan aqidah yang kuat itu merupakan adabnya sebagai makhluk kepada penciptanya dan akhlak yang baik sebagai adab terhadap sesama makhluknya. Serta ilmu dengan bentuk kegiatan tulis – menulis dan membaca sebagai penopang memajukan peradaban karena orang yang beradab mesti memiliki ilmu.
0 Komentar